Magelang (14/10 ) – Pasar Njajan merupakan event yang tahunan yang diadakan di
Artos Mall. Festival kuliner ini diadakan di Atrium Artos Mall pada 9-14 Oktober dengan
menyajikan berbagai makanan dan jajanan tradisional khas magelangan. Pasar Njajan yang
merupakan rangkaian dari event nasional Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival
(WICSF).
Selain menyajikan makanan tradisional, acara pasar njajan ini juga dimeriahkan dengan
berbagai pertunjukan kesenian tradisional. Banyak sanggar seni yang bergabung menjadi pengisi
acara, diantaranya adalah Sanggar Tari Arum Sari, Katon Art, Sanggar Wahyu Budoyo, Sanggar
Devita, Sanggar Tari Adya Gunita, dan Sanggar Tari Citra Cipta.
Beragam pertunjukan kesenian dan juga tari tardisional dipertunjukkan, misalnya tari
Bujang Ganong, Reog Ponorogo dan juga tari Guyonan. Selain tari, ada juga pertunjukan
wayang kulit dari Grup Wayang Campursari CSR Dimas Adi Panjul yang datang langsung dari
Bantul, Yogyakarta.
Pertunjukan Wayang kulit campursari ini diadakan pada hari Minggu (13/10) kemarin
dengan mengangkat cerita Campursari Goro-Goro yang menceritakan tentang Artos Mall dan
juga Pasar Njajan. Pertunjukan ini tidak hanya wayang kulit namun juga diselingi dengan lagu-
lagu campursari yang dibawakan oleh sinden. Acara ini sukses menarik perhatian pengunjung
yang ada di Artos Mall pada malam itu.
Sari (26) salah satu pengunjung dari Purworejo mengatakan bahwa dia baru pertama kali
menyaksikan pertunjukan wayang kulit di mall. “Ini adalah pertama kalinya saya menyaksikan
pertunjukan wayang kulit di mall, dan ternyata ini menyenangkan. Sambil menikmati jajanan di
pasar njajan, saya dan keluarga bisa juga sekalian menonton wayang.” Katanya.
Sementara itu, Event & Promotion Artos Mall, Andrita Ayu menjelaskan bahwa acara ini
memang yang pertama kali diadakan di Artos Mall. “Kami ingin melestarikan kebudayaan
Indonesia, terutama wayang kulit yang saat ini sudah mulai punah dan ditinggalkan karena
dianggap membosankan.” Kata Ayu.
Selain itu Ayu juga mengatakan bahwa saat ini cerita yang dibawakan dalam sebuah
pagelaran wayang kalit bisa dikreasikan dengan cerita yang sedang populer saat ini. “Wayang
tidak hanya menceritakan tentang pewayangan yang oleh kaum milenial dianggap
membosankan. Contohnya, cerita yang dibawakan kemarin juga merupakan cerita tentang artos
mall dan juga pasar njajan. Selain itu juga mempromosikan tentang event Artos Sekonyong-
konyong koder yang akan kami adakan pada tanggal 27 Oktober mendatang.” Tutup Ayu. (*)